Minggu, 15 Mei 2016

NTB Menuju Kiblat Wisata Halal Dunia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) siap menggeser Kuala Lumpur, Malaysia sebagai destinasi unggulan untuk wisatawan Muslim pada 2016 ini. Saat ini, NTB sedang membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk pariwisata di Mandalika, Lombok Tengah. Sementara, tempat wisata lainnya sudah mulai diarahkan ke wisata halal.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, Lalu Mohammad Faozal mengatakan, dua penghargaan sebagai The Best Halal Destination dan The Best Honeymoon Destination di ajang World Halal Travel Award 2015 membuat NTB kian dilirik para wisatawan, khususnya wisatawan Muslim yang mendambakan layanan wisata halal.

"NTB terus berbenah untuk melayani wisatawan Muslim dari berbagai negara di dunia, khusunya KEK untuk pariwisata di Mandalika sedang berproses menuju halal tourism unggulan," katanya pada Republika.co.id, Ahad (9/1).

Menurut Faozal, selama ini yang menjadi simpul wisata halal adalah Malaysia. Namun, pada 2015 Malaysia nihil prestasi sehingga menjadi kesempatan luar biasa bagi Indonesia, khususnya NTB mengambil peluang. Apalagi, NTB memiliki keunggulan dari segi budaya masyarakatnya. "95 persen Muslim, religius, daerah seribu masjid, jadi bukan sesuatu yang dibuat-buat. Itu menjadi modal dasar," kata Faozal. Karena itu, NTB optimistis mampu menggeser Malaysia sebagai Muslim travelers mulai tahun ini.

NTB sudah melakukan berbagai persiapan agar warna dari dua award itu betul-betul hadir di NTB. Dari sisi regulasi, NTB sudah menaikan status Peraturan Gubernur (Pergub) tentang wisata halal menjadi Peraturan Daerah (Perda). "Jadi secara politik dan kebijakan sudah dilakukan, DPRD juga tidak masalah, kita tinggal bekerja mewujudkannya," katanya.

Pada 2016 ini juga, NTB memasifkan kerja sama dengan tidak kurang dari 400 industri pendukung pariwisata seperti kuliner, restoran, dan produk-produk lokal lainnya. Semua industri ini akan disertifikasi halal. NTB juga telah mengatur perusahaan jasa perhotelan dan resort agar memberikan layanan halal bagi tamu Muslim.

Sebagai contoh, dia mengatakan, Novotel Lombok yang berlokasi di KEK Mandalika sudah menyediakan layanan halal kepada tamu Muslimnya. Ketika tamu muslim check in, maka di dalam kamarnya sudah ada mukenah, sajadah, dan keperluan Muslim lainnya. "Dan sekarang hotel-hotel dan resort mulai merasakan kehadiran wisatawan Muslim," katanya.

Dari 1.175 hektar kawasan wisata Mandalika, sebanyak 300 hektar nantinya akan menjadi halal tourism. Sementara, kawasan di luar itu akan tetap menjadi wisata konventional. Artinya, wisata halal akan berkembang bersama wisata konvesional sehingga wisatawan bisa memilih. "Kita juga kan tak bisa menghalangi alkohol di tempat-tempat tertentu, karena itu kebutuhan wisatawan," kata Faozal.

Saat ini, NTB dengan dibantu Kementerian Pariwisata gencar melakukan promosi ke Timur Tengah, dan negara kantong-kantong wisatawan di Barat dan Eropa. Namun, yang terpenting saat ini adalah konektivitas antara NTB dan berbagai negara kantong wisatawan tersebut. Khusus untuk wisata halal, NTB sedang berkomunikasi dengan Abu Dhabi untuk merancang penerbangan langsung dari negara itu ke Lombok.

"Direct flight bagaimana Etihat (Airways) dari Abu Dhabi langsung ke BIL (Bandara Internasional Lombok) tanpa mampir di Bali dulu," kata Faozal.

Sementara, untuk persiapan BIL, NTB sudah membicarakannya dengan pihak Angkasa Pura. Tahun ini, hal yang akan diperioritaskan adalah pembenahan terminal. Di antaranya memperluas dan menaikan daya tampungnya.

Wakil Presiden Jusuf Kalla saat meninjau rencana tahap I pembangunan infrastruktur dan fasilitas KEK Mandalika bersama Ketua MPR Zulkifli Hasan, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri PAN-RB Yuddy Chrisnandi dan Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi, juga mengatakan, BIL akan diperpanjang landasannya. Sehingga pesawat berbadan lebar, seperti Emirates, Qatar Airline, Etihat dari Timur Tengah bisa melakukan penerbangan langsung ke Lombok.

"Saat ini panjang landasan sudah 2.700 meter, kami akan perpanjang 500 meter lagi," kata JK.

Sementara, Menpar Arief Yahya berharap, percepatan KEK Pariwisata itu segera dilakukan untuk membangun atraksi, akses, dan amenitas. "Sehebat apa pun objek itu, tanpa dukungan 3A itu, tidak akan nendang. Atraksi, Kuta Lombok sudah cukup oke, bagus, pasir, dan lautnya jernih. Tinggal ditingkatkan kualitasnya dulu," katanya.

NTB menargetkan jumlah kunjungan wisatawan Muslim mancanegara pada 2016 mencapai 20 persen dari total target kunjungan wisatawan Nusantara dan mancanegara sebanyak 3 juta orang. Persentasenya, 50 persen wisatawan Nusantara dan 50 persen wisatawan mancanegara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar