Sabtu, 14 Mei 2016

Wisata Hikamah “Yang Terserak di Korea Selatan”

Hanya atas ijin dan karunia Alloh diri ini bisa menginjakkan kaki di daratan Korea…
Perjalanan kali ini sangat berbeda dari sebelumnya, karena betul-betul memerlukan kemandirian dan tentu saja petunjuk dan pertolonganNya. Biasa merasa aman karena nebeng ke suami kali ini sendiri, mendampingi penulis energik terkenal di negeri ini, mbak Asma Nadia, plus harus mengawal rombongan wisata hikmah MQTravel. La haula wala quwwata ila billaah.

Tiba di bandara Incheon Korea Selatan pagi hari disambut dengan suhu udara 6 derajat Celcius yang cukup dingin untuk ukuran kami yang tinggal di daerah tropis. Berusaha setenang mungkin melihat dan mempelajari suasana bandara yang ramai dan sangat modern. Bersih-bersih dan menyelesaikan urusan di kamar kecil adalah prioritas kami sebelum melanjutkan perjalanan. Perjalanan wisata hikmah memang memerlukan kesiapan fisik selain mental dan materi.

Saking luasnya bandara incheon, dari tempat ketibaan sampai menuju pengambilan bagasi, kami harus mencapainya dengan menggunakan kereta monorel, luar biasa.

Alhamdulillah akhirnya kami bertemu kembali dengan koper bagasi dan segera keluar bandara untuk bertemu lokal tour guide kami.

Mereka adalah Criss dan Andy yang membantu dan merangkap fotografer. Tentu saja nama-nama itu adalah bukan nama aslinya, nama panggilan untuk memudahkan. Criss lancar berbahasa Indonesia, dan tentu saja ini adalah berita yang sangat membahagiakan kami. Apa jadinya mengikuti tour tanpa dapat mengerti apa yang dijelaskan oleh tour guidenya. Bahasa Korea tidak mudah untuk dihapal dan dimengerti..hehe.

Tujuan pertama adalah sarapan, dan ini kesempatan kami mencicipi kuliner Korea, sup rumput laut, nasi, ayam panggang lengkap dengan topoki dan selada cocok di lidah dan perut kami yang kelaparan ditambah lagi udara yang dingin, pas banget pokoknya.
Setelah itu dilanjutkan ke Pulau Nami (Nami Island)
nama island
Pulau Nami (Nami Island)

Pulau Nami atau.Namiseom adalah pulau mungil namun indah berbetuk bulan separo yang berada di wilayah Chuncheon-si, propinsi Gangwon-do, sekitar 63 km dari kota Seoul.

Dulunya pulau Nami ini tak terlalu dikenal, bahkan hanya berfungsi seolah sebagai tempat pembuangan sampah saja. Namun setelah ditata, berubah menjadi pulau mungil yang indah dengan deretan pohon di kedua sisinya yang khas. Apalagi setelah boomingnya drama Korea Winter Sonata, semakin popular lah pulau Nami ini. Karena sebagian besar lokasi syuting drama tersebut diambil di pulau ini. Benda-benda serta foto yang berhubungan dengan drama tersebut diabadikan di setiap sudut pulau ini.

Untuk sampai ke pulau Nami ini kami menggunakan angkutan kapal ferry yang cantik khusus penyeberangan dengan waktu tertentu. Kapal tersebut terdiri dari dua lantai, dengan selasar yang luas untuk menikmati langsung pemandangan laut menuju pulau Nami. Sementara di bagian dalam disediakan ruangan khusus dengan tempat duduk disekelilingnya dan dilengkapi tv yang menayangkan keindahan pulau Nami di setiap musimnya, yaitu musim semi, musim gugur, musim dingin dan musim panas. Sehingga menarik minat dan semakin penasaran bagi yang melihatnya untuk berkunjung ke pulau Nami di keempat musim tersebut, karena masing-masing menampilkan pemandangan yang sangat berbeda.

Alhamdulillah di pulau Nami kita bisa menjumpai mushola yang cukup unik. Letaknya di atas coffee shop, dan mudah dikenali ketika melintasi perjalanan sepanjang pulau, karena di tepi jalan depan coffee shop bisa dijumpai semacam gerbang bentuk lengkung kubah yang menandakan disana ada tempat ibadah umat muslim.

Nama pulau diambil dari nama Jendral Nami, yaitu seorang jendral yang dituduh bekhianat pada masa pemerintahan raja Sejo dari dinasti Joseon yang dikubur dipulau ini. Uniknya pulau ini seolah mendeklarasikan dirinya menjadi sebuah negara independen, yaitu Republik Naminara (tentu saja secara kebudayaan saja/negara boongan hehe..) lengkap dengan gerbang imigrasi, bendera nasional, dan mata uang tersendiri.

Patut dicontoh, kreativitas orang-orang yang mengelola pulau Nami ini. Pulau ini mungil dan hampir semua yang ada di dalamnya adalah buatan manusia, kreasi manusia. Botol-botol yang ditinggalkan wisatawan di recycle, diubah menjadi bentuk2 kreasi yang indah dipandang mata. Pohon-pohon yang ada didalamnya sebagian besar memang sengaja ditanam bukan tumbuh dan terbentuk secara alamiah. Saya pikir di negara kita Indonesia tercinta ini banyaaaak terserak pulau yang akan jauuuh lebih indah bila kita mau dan serius mengelolanya menjadi tujuan wisata dunia, tidak berhenti pada pulau Bali saja.

Teddy Bear Farm
Tempat ini berupa satu kawasan bangunan yang memanjakan penggemar boneka beruang teddy. Di dalamnya terdapat berbagai pose dan tampilan beruang teddy yang disesuaikan dengan themanya. Teddy bear dalam balutan pakaian tradisional Korea, pengawal kerajaan, pendidik dan lain-lain. Semua tertata apik dalam berbagai ukuran. Tak ketinggalan pula disini tersedia souvenir-souvenir khas yang cantik.
mount souraksan 
Mount Souraksan (Gunung Sourak)
Begitu tiba dilokasi, lansung terindera kesejukan udara dan pemandangan yang sangat indah. Keindahan kawasan ini terbentuk oleh paduan gunung batu, bukit-bukit sekitar dan tetumbuhan yang beraneka ragam.

Tak salahlah bila dijadikan sebagai taman nasional, karena menyimpan berbagai ragam hayati yang tersebar, konon dikawasan ini pula hidup beruang hitam yang menjadi ciri khas.

Selain itu terdapat juga beberapa cagar budaya yang terpelihara selama ribuan tahun, seperti Shinheungsa Temple. Karena itu kawasan ini ditetapkan sebagai salah satu Biosphere Preservation District UNESCO.
Mount Sourak memiliki ketinggian 1.700 m dan menjadi gunung tertinggi di Korea. Memiliki tebing-tebing berwarna pucat Nampak seperti salju abadi. Itulah sebabnya menurut literature yang saya baca, gunung ini dinamakan Seorak ( Seol = salju, dan ak = gunung besar)

Mengawali pendakian, kami menggunakan cable car menuju Gweonggeumsung fortress. Setelah itu dilanjutkan pendakian yang sebenarnya, namun berbeda dengan mendaki gunung di Indonesia yang harus menerabas jalan rimbun tetumbuhan. Di mount sourak ini, jalan pendakian sudah difasilitasi berupa tangga-tangga batu dan pagar, makin ke atas tangga tersebut dilapisi dengan karet, sehingga relatif aman. Hanya diperlukan keteguhan hati dan kesabaran saja, karena awalnya terlihat mudah namun semakin mendaki baru terasa begitu menguras tenaga. Alhamdulillah setiba di puncak, rasa lelah dan penat tersebut terbayar habis dengan keindahan panorama sekitar. Rasa-rasanya tak cukup hanya sekedar mengucap Hamdalah untuk menyatakan syukur padaNya.

Seoul City Tour
Perjalanan selanjutnya adalah bekeliling, mengunjungi tempat-tempat wisata di kota Seoul. Menurut tour guide kami, kehidupan social masyarakat Korea Selatan khususnya memang meningkat namun sejalan dengan itu naik pula stressing yang dirasakan penduduk. Sehingga tak heran bila kini Korea Selatan menempati urutan pertama tertinggi di dunia jumlah orang yang bunuh diri. Kini pemerintah Korea Selatan menerapkan sangsi berupa denda bagi mereka yang bunuh diri, tentu saja diterapkan pada keluarga ahli waris bukan kepada pelakunya.

Tatanan kehidupan sudah mulai bergeser dari budaya nenek moyang. Namun ada beberapa yang masih dilestarikan seperti minum soju, sejenis arak asli Korea, sejak anak usia 10 tahun sudah diperkenalkan. Minum soju ini ditujukan untuk lebih mengenal siapa dan bagaimana pribadi rekan atau sahabat yang ada saat itu. Tidak jarang acara minum soju inipun dimanfaatkan untuk moment mencurahkan isi hati dan sekaligus permohonan maaf atau mengakui kesalahan kita, lucu bukan..? karena orang-orang Korea sangat menjunjung tinggi harga diri. Padahal dalam Islam, yang lebih dulu minta maaf menggambarkan keluasan hati dan akhlak seseorang.

folklore national musiomFolklore National Museum
Musium Nasional ini terbagi beberapa blok, yang kami kunjungi khusus untuk mempelajari kebudayaan Korea Selatan. Dimulai dari bagaimana kebiasaan kehidupan sehari-hari orang Korea, sampai bagaimana tatacara perayaan besar mereka seperti acara pernikahan, kelahiran, dan budaya pengobatan tradisionil jaman dulu.

Di museum inipun kita bisa melihat peninggalan-peninggalan alat-alat kerajaan jaman dulu, salah satunya alat transportasi mereka. Mengasyikan mengunjungi museum ini, terutama bagi mereka yang menyukai sejarah.

Istana Gyeongbokgung ( Gyeongbokgung Palace)
Ini adalah salah satu istana terbesar peninggalan kerajaan dinasti Joseon yang terletak di Seoul bagian utara. Dibangun pertama kali pada tahun1394 menempati area yang cukup luas dan terdiri dari beberapa bagian, seperti area tempat tinggal, paviliun kerajaan, kuil, area resmi kerajaan, dan lain-lain.

Melihat langsung istana Gyeonbok ini, akan membuat Anda terpesona, serasa melihat langsung drama-drama kolosal Korea, bahkan serasa terbang melintasi mesin waktu kembali menikmati kejayaan kerajaan zaman dinasti Joseon di Korea Selatan.

Seoul Central Mosque ( Mesjid Raya Seoul)
Saat pertama bertemu dengan tour guide lokal, yang saya tanyakan adalah kehidupan muslim di Korea. Sedih memang mendengar kabar kaum muslim di Korea minoritas dan banyaknya adalah pendatang. Orang Korea sendiri banyak memilih agama Kristen meskipun mereka tidak memahami dan menjalankannya dengan benar selebihnya agama Budha. Tak heranlah beberapa kali saya harus memastikan dan negosiasi kepada tour guide untuk minta tempat melakukan sholat di sela-sela perjalanan, sekalipun kami harus sholat di sela-sela tempat duduk di restaurant. Alhamdulillah yang penting tidak meninggalkan kewajiban ibadah kami.

Sehingga sangat luar biasa bahagianya ketika kami bisa bertemu dan mengunjungi mesjid terbesar di kota Seoul ini. Mesjid ini merupakan mesjid terbesar di Seoul dan juga Korea Selatan yang terletak di kawasan Itaewon street.

Dalam bahasa Arab mesjid ini bernama Masjid Si’ul Al Markaz, namun untuk memudahkan para turis menemukannya, pemerintah memberi nama Seoul Central Mosque. Pada pintu depan utama bertuliskan lafaz Allohu Akbar dengan menggunakan huruf Arab yang besar. Sangat indah mesjid ini yang memilki gaya arsitektur timur. Masjid ini terdiri dari 3 lantai, memiliki tempat terpisah untuk pria dan wanita. Selain tempat untuk beribadah di dalamnya juga terdapat ruang kantor, ruang kelas rapat dan lain-lain.

Rasanya sejuuk hati ini bisa bertemu rumah Alloh yang megah di negeri yang gersang iman ini. Bersyukur sekali mendapatkan hidayah, karena sebetulnya penduduk Korea ini sebagian besar kebiasaannya sudah Islami, mulai dari disiplin, kebersihan, bahkan menurut tour guide kami setiap anak laki-laki Korea yang lahir wajib untuk disunat. Alasan mereka tentu saja untuk kesehatan bukan karena melaksanakan perintaNya. Jadi tinggal hidayah Alloh saja yang belum mereka terima. Sehingga terpikir seandainya banyak para ulama yang berdakwah ke Korea ini.

N Seoul Tower
N Seoul Tower adalah sebuah menara komunikasi dan observasi yang terletak di gunung Namsan, Seoul. Menara setinggi 236,7 m ini merupakan landmark kota Seoul dan titik tertinggi di kota ini. Jadi belum lengkap rasanya bila ke Seoul tanpa mengunjunginya.

Salah satu daya tarik terbesar di N Seoul Tower ini adalah ribuan gembok cinta warna warni aneka bentuk yang ada di pohon , pagar dan tersebar di dinding bawah menara.

Selain itu terdapat pula teddy bear museum dalam skala mini, berupa toko yang khusus menjual pernak-pernik boneka beruang teddy.

Belum lengkap rasanya kalau kita berwisata tanpa mengunjungi pusat perbelanjaan setempat. Kami pun diberi waktu ke beberapa tujuan pusat perbelanjaan di kota Seoul.

Domgdaemun Market
Domgdaemun Market yang merupakan pusat pertokoaan besar di salah satu sudut kota Seoul menjadi tempat pertama tujuan kami berbelanja. Dimanjakan dengan beraneka souvenir setempat yang beraneka ragam dan menarik. Tetap semua harus dilakukan dengan sadar diri, jangan terkecoh dengan tampilan harga dalam label dan kurs won yang kecil terhadap rupiah. Harus dengan perhitungan, karena bila mau lebih teliti sedikit, harga-harga di Korea Selatan tergolong mahaaaal. Biaya hidup mereka tinggiiii. Sebagai perbandingan harga air minum kemasan ukuran 600ml disana senilai 3000 won yang setara dengan Rp. 33.000,00-Rp.35.000,00. Ohhh..I love Rupiah..hehe

Myendong street
Pusat perbelanjaan myendong street ini meliputi area yang sangat luas. Terdiri dari empat ruas jalan yang saling berhubungan. Disini kita bisa menemui beraneka barang dari berbagai kualitas. Saran saya saat mengunjungi myendong street, selain minta perlindungan Alloh agar dijaga diri ini dan juga isi dompet hehe, juga baiknya berangkat tidak memisahkan diri, saling bersabar menunggu yang lain atau tetap bersama teman, karena besar peluang untuk tersesat, apalagi bila kunjungan dilakukan pada malam hari.

Face shop
Dari namanya tentu bisa ditebak, tempat apakah ini. Ya, face shop merupakan pusat penjualan produk kosmetik yang terkenal di Seoul. Kabarnya orang-orang yang berbelanja kesini banyak yang memborong, sehingga tidak heran bila bawaanya berkantung-kantung. Konon produk kosmetik Korea terkenal kualitasnya, dan cocok untuk kulit orang asia. Menyimak penjelasan tour guide kami, hampir semua orang Korea sangat memperhatikan penampilan. Hampir semua orang Korea menjelang masa dewasanya melakukan permak wajah, terutama saat-saat mereka akan melakukan wawancara kerja. Kadang kualitas skill tergeser oleh penampilan. Melakukan operasi wajah, terutama bentuk mata dan lainnya tidak cukup satu kali, bisa berkali-kali..Subhanalloh..betapa tersiksanya.

Donghwa Centre Duty Free
Pasti semua bisa langsung menebak tempat apa ini. Ya, Dongwha centre ini adalah pusat perbelanjaan barang-barang merk terkenal (branded) bebas pajak berupa kosmetik, tas, parfum, dan lain-lain. Terbagi atas 2 kawasan, kawasan produk lokal berkualitas (asli produk Korea) dan kawasan produk luar yang terkenal. Aturan main belanja didisain sedemikian rupa, kalau menurut saya pribadi aturan yang menguntungkan produk local, bila kita belanja produk local maka barang bisa langsung dibawa, tetapi bila beli produk luar barang tersebut baru bisa kita ambil nanti di bandara saat kepulangan. Bagi beberapa orang aturan seperti ini merepotkan, namun ya..begitulah pemerintah Korea yang membuatnya.

Amethyst show case
Ini adalah tempat pembuatan berbagai perhiasan dengan bahan utama batu amethyst yang berwarna ungu. Batu alam amethyst ini terbentuk jutaan tahun dan sangat terkenal sebagai batu mulia yang tinggi harganya. Ditata sedemikian rupa, dan diatur tempat ini menjadi salah satu tujuan wisatawan yang datang ke Seoul. Saya jadi teringat kota-kota penghasil batu mulia di negeri tercinta Indonesia. Tinggal dikemas dan adanya keberpihakan pemerintah pada mereka, insyaalloh batu mulia asal Indonesia pun akan mendunia.

City tour kota Seoul pun dilengkapi dengan mempelajari budaya Korea, kami diajak untuk belajar membuat kimchi, makanan khas Korea yang terbuat dari sayuran yang difermentasi. Sempat mengenakan pakaian tradisional Korea yaitu hanbok, yang kaya akan warna. Dan tentu saja kesempatan kami mengunjungi ginseng centre, tempat penjualan ramuan ginseng Korea yang terkenal sangat manjur untuk pengobatan dan kebugaran.

Perjalanan 6 hari 5 malam di negeri Korea dalam program wisata hikmah tak terasa sampai pada akhirnya. Dan tidak berhenti rasa syukur kami, dipenghujung perjalanan Alloh memberi kami kejutan yang menyenangkan. Kami diberi kesempatan untuk menyaksikan turunnya salju pertama di musim dingin tahun ini di Korea. Alhamdulillaah.
Gamsahamnida.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar